"Aku, Yang Diam-Diam Luka"
Aku diam di antara kabar duka,
menyimpan iba yang tak bisa aku ucapkan
karena di balik tangismu,
ada genangan air mataku sendiri
yang tak sempat kau lihat.
Aku bukan siapa-siapa dalam kehilanganmu,
tapi juga bukan batu yang tak punya rasa.
Aku ingin mengulurkan tangan,
tapi takut jariku patah karena menyentuh
kenangan yang belum sembuh.
Sementara dia—
orang yang pernah aku jaga hatinya,
kini berdiri di sisimu
menabur doa di atas makam,
dan perlahan... menanam duri di dadaku sendiri.
Aku bukan iri pada dukamu.
Aku hanya… hancur karena tahu,
bahkan di momen paling sunyimu,
namaku tak sempat kau cari,
tapi lukaku tetap tumbuh—tanpa izinmu.
Biar,
aku simpan semuanya dalam sunyi,
karena aku tahu,
aku tak bisa ikut menangisimu
tanpa mengkhianati hatiku sendiri.
Komentar
Posting Komentar