Judul: Antara Rindu dan Batas
Lina duduk di sudut kafe
kecil, menggenggam cangkir kopi hangat sambil menatap layar ponsel. Notifikasi
dari Reza masuk lagi. Sejak putus dari pacarnya, Reza jadi sering
menghubunginya, lebih sering dari biasanya.
Mereka dulu sahabatan
sekali. Sejak SMA, mereka melewati segala macam cerita bersama—tawa, tangis,
dan rahasia yang hanya mereka berdua tahu. Bahkan di sebuah malam ketika Reza
mabuk berat, dia pernah mengungkapkan sesuatu yang membuat Lina terkejut.
“Lina… aku suka kamu.
Bukan cuma teman,” katanya pelan sambil tersenyum canggung.
Lina
waktu itu hanya bisa diam. Tapi dari sana, hubungan mereka berubah, menjadi
sesuatu yang lebih dari sekadar sahabat.
Namun semuanya tak
semulus itu. Ada
Diva, cewek yang sudah lama dekat dengan Reza, bahkan sebelum Lina dan Reza
mulai berpacaran. Diva ternyata sering jalan bareng Reza diam-diam, bahkan saat
Reza masih bersama Lina. Lina pernah curiga, tapi waktu itu hatinya terlalu
percaya pada Reza.
Akhirnya,
hubungan mereka kandas. Diva sempat menangis dan curhat ke Lina, memohon agar
Lina mengerti perasaannya yang masih menggantung pada Reza. Lina merasa kecewa,
tapi juga kasihan. Apalagi Reza tak lama setelah itu kembali punya cewek baru.
Kini,
setelah putus dengan cewek barunya, Reza dan Lina sering menghabiskan waktu
bersama lagi. Mereka jalan-jalan,
healing, dan tertawa seperti dulu—seolah mencoba mengisi bagian yang hilang.
Namun,
di tengah itu semua, Diva datang dengan hati yang tak sepenuhnya sembuh.
Suatu
sore, Lina sedang duduk di taman bersama Reza, ketika ponselnya bergetar.
Pesan
dari Diva muncul:
“Aku harus jujur, Lina. Aku cemburu banget lihat
kamu dan Reza jalan terus. Tapi aku percaya sama kamu. Aku cuma takut kalian
balikan lagi. Aku takut kehilangan dia.”
Lina membalas pelan:
“Diva, aku ngerti perasaan kamu. Aku gak mau nyakitin kamu. Tapi aku juga gak
mau kembali ke masa lalu yang pernah bikin aku sakit.”
Reza yang duduk di
sampingnya menatap Lina, lalu berkata,
“Kita berdua memang punya cerita yang rumit. Tapi aku janji, aku gak mau bikin
kalian dua-duanya terluka lagi.”
Lina
menghela napas, mencoba menenangkan hatinya sendiri. Dia ingin menjadi teman
yang baik bagi Reza, tapi sekaligus melindungi dirinya dari luka lama.
Malam
itu, Lina duduk sendiri di kamarnya, menulis surat tanpa berniat
mengirimkannya.
"Reza,
aku ingin kita tetap jadi teman. Aku ingin kita bisa tertawa tanpa harus takut
perasaan ini tumbuh jadi sesuatu yang lain lagi. Aku gak mau lagi dikhianati,
aku juga gak mau kehilangan kamu sebagai sahabat. Tolong, kita jaga batas ini,
untuk aku, untuk kamu, dan untuk semua yang pernah terluka."
Beberapa
hari kemudian, Lina mengajak Reza ngobrol serius.
“Kita
harus bikin aturan, Reza. Aku gak mau kita balik ke hubungan yang dulu, tapi
aku juga gak mau kehilangan kamu. Aku butuh batas yang jelas.”
Reza
mengangguk,
“Aku setuju, Lina. Kita jalan bareng, tapi
aku akan jaga perasaan kamu. Kita buat batas supaya gak ada yang terluka.”
Lina tersenyum lega.
Mungkin ini awal yang baru, bukan sebagai kekasih, tapi sebagai sahabat yang
saling menjaga.
Hari-hari
berikutnya, Lina belajar untuk menghargai ruangnya sendiri. Dia menolak ajakan
Reza jika terlalu sering, dan menghindari obrolan yang terlalu dalam soal masa
lalu. Dia juga menjaga jarak
agar hatinya tidak terlalu rapuh.
Sementara
itu, Diva perlahan mulai menerima bahwa Reza dan Lina punya cerita mereka
sendiri. Dia pun berusaha
membangun hidupnya tanpa terus-terusan terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.
Suatu
sore, Lina, Reza, dan Diva bertemu secara tak sengaja di sebuah acara. Ada
canggung, tapi juga ada kehangatan yang lama hilang.
Reza
tersenyum,
“Kita sudah dewasa, ya? Bisa ngobrol tanpa drama.”
Lina
mengangguk,
“Iya, aku juga pengin kita bisa jadi versi terbaik dari diri kita sendiri.”
Diva
menatap keduanya,
“Terima kasih sudah mau jujur dan menjaga batas. Aku juga sedang belajar untuk melepas.”
Di antara tawa dan percakapan ringan, Lina merasa lega. Dia tahu perjalanan ini belum selesai, tapi setidaknya dia sudah mulai menemukan kedamaian.
Komentar
Posting Komentar