Aku buat juga versi dari cerita sudut pandang orang ketiga—yang selama ini hanya muncul sebagai "pengganggu", tapi sebenarnya juga manusia. Dia punya rasa. Dia punya harapan. Dan... dia juga patah. —kita panggil dia Nara.
selamat membaca, semoga kalian suka yaaa
Judul: “Aku yang Datang Terlambat”
(POV Nara)
Aku tahu aku bukan tokoh utama dalam cerita mereka.
Mungkin cuma semacam angin yang datang tiba-tiba, bikin badai sebentar, lalu ditinggal begitu saja.
Tapi aku juga manusia.
Dan aku juga jatuh cinta.
Namaku Nara.
Dan dari awal aku tahu—Revan punya tempat paling besar di hatinya untuk Aira.
Tapi aku bodoh, atau mungkin cuma terlalu ingin dipercaya.
Aku pikir, kalau aku sabar, kalau aku ada terus, dia bakal lihat aku.
Waktu itu mereka putus.
Aku tahu semua orang bilang aku penyebabnya.
Padahal... aku juga nggak pernah diminta untuk datang. Aku cuma muncul, waktu Aira lagi menjauh, dan Revan lagi rapuh.
Dia cerita banyak ke aku. Tentang Aira, tentang sepinya, tentang marahnya ke dirinya sendiri.
Dan aku dengarkan. Selalu.
Lalu entah kenapa... dia bilang mau coba sama aku.
Kami pacaran.
Tapi anehnya, aku selalu merasa kayak pengganti sementara.
Dia ada di sampingku, tapi hatinya... seolah menunggu seseorang kembali.
Dan benar saja, hubungan kami cuma bertahan sebentar.
Dia berubah dingin.
Jarang chat.
Mulai sibuk sendiri.
Sampai akhirnya, aku lihat foto mereka lagi bareng. Aira dan Revan.
Jalan berdua. Ketawa. Dan Revan... kelihatan bahagia.
Waktu itu, aku gak marah.
Aku cuma ngerasa kecil banget.
Aku chat Aira malam itu.
Kubilang jujur: aku cemburu. Aku takut. Tapi aku percaya sama dia.
Dan aku minta—bodohnya—aku minta dia jangan balikan sama Revan.
Kamu tahu nggak rasanya? Minta seseorang untuk gak milih kebahagiaannya, demi kamu.
Padahal kamu bukan siapa-siapa lagi.
Aira nggak janji apa-apa waktu itu. Dan aku tahu, dia juga bingung.
Tapi sejak malam itu... aku mulai sadar.
Yang aku perjuangkan bukan lagi cinta, tapi ego.
Sekarang, Revan sudah jauh. Aku juga.
Kadang masih ada rasa nyesek waktu lihat mereka muncul bareng di sosmed teman.
Tapi aku sudah nggak ingin jadi pusat cerita mereka lagi.
Aku hanya ingin dikenang bukan sebagai "perusak", tapi sebagai seseorang yang pernah mencoba mencintai.
Dengan caraku.
Meski salah langkah.
Nara (dalam hati):
Kalau waktu bisa diputar, mungkin aku akan tetap jatuh cinta.
Tapi kali ini, aku gak akan berharap jadi pemeran utama.
Cukup jadi pelajaran yang mereka ingat tanpa benci.
Selesai.
Komentar
Posting Komentar